Apakahbetul hadist dhoif bisa dijadikan sandaran amal?adakah batasan2nya? Beliau menjawab, "puasa 'asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." 📚 (hr. Hadits Tentang Zakat Mal Nusagates Hadis maudhu (palsu) dan larangan mengamalkannya. Tanya jawab tentang hadits maudhu. Pada hadits anas bin malik radhiyallahu'anhu ini terdapat 3 jalur periwayatan, yaitu : Hadits anas bin malik

Yang dimaksudkan dengan hadits maudhu’ adalah hadits yang dikarang-karang oleh orang yang berdusta atas nama Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Mengenai orang-orang semacam itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ “Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka silakan dia ambil tempat duduknya di neraka.”[1] Yang dimaksud dengan hadits dho’if adalah hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits shahih, semisal karena terputusnya sanad. Bagaimana hukum menggunakan hadits maudhu’ dan dho’if? Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin -rahimahullah- berkata, “Hadits maudhu’ –berdasarkan kesepakatan para ulama- tidak boleh disebut-sebut dan disebarluaskan di tengah-tengah manusia. Hadits maudhu’ tidak boleh digunakan baik dalam masalah at targhib untuk memotivasi atau at tarhib untuk menakut-nakuti dan tidak boleh digunakan untuk hal-hal lainnya. Hadits maudhu’ boleh disebutkan jika memang ingin dijelaskan status haditsnya yang maudhu’.” Adapun mengenai hadits dho’if, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin mengatakan, “Sedangkan hadits dho’if diperselisihkan oleh para ulama -rahimahumullah-. Ada yang membolehkan untuk disebarluaskan dan dinukil, namun mereka memberikan tiga syarat dalam masalah ini, [Syarat pertama] Hadits tersebut tidaklah terlalu dho’if tidak terlalu lemah. [Syarat kedua] Hadits tersebut didukung oleh dalil lain yang shahih yang menjelaskan adanya pahala dan hukuman. [Syarat ketiga] Tidak boleh diyakini bahwa hadits tersebut dikatakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Hadits tersebut haruslah disampaikan dengan lafazh tidak jazim yaitu tidak tegas. Hadits tersebut hanya digunakan dalam masalah at targhib untuk memotivasi dan at tarhib untuk menakut-nakuti.” Yang dimaksudkan tidak boleh menggunakan lafazh jazim adalah tidak boleh menggunakan kata “qola Rasulullah” رَسُوْل اللهِ قَالَ, yaitu Rasulullah bersabda. Namun kalau hadits dho’if tersebut ingin disebarluaskan maka harus menggunakan lafazh “ruwiya an rosulillah” ada yang meriwayatkan dari Rasulullah atau lafazh “dzukiro anhu” ada yang menyebutkan dari Rasulullah, atau ”qiila”, atau semacam itu. Jadi intinya, tidaklah boleh menggunakan lafazh “Qola Rosulullah” Rasulullah bersabda tatkala menyebutkan hadits dho’if. Jika di masyarakat tidak bisa membedakan antara perkataan dzukira ذُكِرَ, qiila قِيْلَ, ruwiya رُوِيَ dan qoola قَالَ, maka hadits dho’if tidak boleh disebarluaskan sama sekali. Karena ditakutkan masyarakat akan menyangka bahwa itu adalah hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Faedah penting lainnya Dari sini menunjukkan bahwa hadits dho’if tidak boleh digunakan untuk menentukan suatu amalan kecuali jika ada hadits shahih lain yang mendukungnya. Karena di sini hanya disebutkan boleh hadits dho’if untuk memotivasi beramal atau menakut-nakuti, bukan untuk menentukan dianjurkannya suatu amalan kecuali jika ada hadits shahih yang mendukung hal ini. Perhatikanlah! Misalnya ada hadits dho’if mengenai amalan pada malam nishfu sya’ban. Kalau landasannya dari hadits dho’if tanpa pendukung dari hadits shahih, maka tidak boleh digunakan sama sekali sebagai landasan untuk beramal. Faedah Ilmu dari Syarh Al Aqidah Al Wasithiyyah, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, hal. 401-402, cetakan pertama, 1424 H. Panggang, Gunung Kidul, 22 Syawwal 1430 H Muhammad Abduh Tuasikal Artikel [1] HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 3 AsSyeikh Nashiruddin Al-Albani -rahimahullohu ta'ala- berkata dalam Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhoifah I/251, "Hadits ini Maudhu' / Palsu" Dalam periwayatannya ada seseorang bernama Thoriq bin Abdurrahman, Imam Ad-Dzahabi telah menjelaskannya dalam kitab "Ad-Dhu'afa" beliau berkata, An-Nasa'i berkata: "Hadits ini tidak kuat".

Category 2023 Derajat Hadits Keutamaan Wakaf Mushaf Al-Qur’an8 Jun Membaca Al-Qur’an, Membuat Rumah Terasa Lapang11 May 2022 Apa Perbedaan Antara Hadits, Khabar, dan Atsar?30 Jul 2020 Mensucikan Bejana Terkena Liur Anjing – Syarah Hadits4 Jun Periode Pembukuan dan Pengumpulan Hadis Nabi3 Apr Menyambut Bulan Ramadhan Jauh-jauh Hari2 Apr 2019 Hadis Maudhu Palsu dan Larangan Mengamalkannya16 Dec Makna Hadis “Bukan Bagian dari Golonganku”13 Dec Hadis Palsu Kebersihan Sebagian dari Iman?24 Oct 2018 Haram Menebang Pohon Bidara?9 Nov Tak Ada Sholat Saat Makanan Telah Dihidangkan?5 Mar Benarkah Cinta Negara Bagian dari Iman?28 Feb Darurat Hadis Palsu di MedSos12 Jan 2017 Merayakan Maulid dapat Syafaat Nabi?29 Nov Doa Ketika Melihat Ka’bah, Tidak Ada Dalilnya?3 Jul Halal yang Dibenci Allah18 Apr Ayah Nabi Calon Disembelih?31 Mar Hadis Bithaqah Kartu Ajaib1 Mar 2016 Biografi Syaikh Syu’aib al-Arnauth, Pakar Hadis Abad ini3 Nov Makna Hadis Muttafaq alaih’28 Oct Mengenal Bulan Dzulqa’dah15 Aug Makna Hadis Tentang Sombong12 May Merahasiakan Lamaran, Hadisnya Dhaif?29 Apr Makna Hadis, Perbarui Iman dengan Laa ilaaha illallaah27 Apr Kisah Bacaan At-Tahiyat ketika Isra Mi’raj23 Mar Memegang Tangan Istri, Menggugurkan Dosa?14 Mar 2015 Hadis Abu Hurairah Ada yang Hilang?14 Dec Berfikir Sesaat Lebih Baik dari Beribadah 60 Tahun?12 Dec Makna Hadis Menikah Menyempurnakan Setengah Agama7 Dec Amal Sunah Bernilai Wajib di Bulan Ramadhan, Hadis Dhaif?19 Jun

ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Isma'il Muhammad Rijal, Lc.) Ishaq bin Ibrahim al-Hanzhali berkata, "Tidak ada satu pun hadits sahih dari Nabi n tentang keutamaan Mu'awiyah bin Abi Sufyan." Takhrij Atsar1 Atsar Ishaq bin Ibrahim al-Hanzhali t diriwayatkan oleh Ibnu Asakir t dalam Tarikh Dimasyq (59/106) dan Ibnul Jauzi t dalam al-Maudhu'at (2/24) melalui jalan Zhahir bin []
Contoh Hadits Maudhu Beserta Sanad Matan Dan Perawinya - Nusagates yang diriwayatkan oleh orang orang kepercayaan kuat ingatannya dengan sempurna bersambung sambung sanadnya bersambung sambung mulai dari awal sampai nabi musnad tiada bercacad dan tiada syadz atau tiada bertentangan dengan hadits yang sudah dipandang kuat Hadist maudhu’ pada Sanad dapat diketahui melalui beberapa kaidah sebagai berikut Pengakuan perawi atas kedustaannya Ashahhul Asaaniid Sanad Sanad Paling Shahih Al Muhandisu PDF Hadis Maudhu dan Akibatnya hadith yang pada sangkaannya adalah dusta maka dia adalah termasuk dalam kalangan pendusta.” [Lihat Muqaddimah Sahih Muslim] Berdasarkan beberapa hadith di atas, jelaslah kepada kita bahawa ancaman yang cukup keras terhadap pendusta-pendusta terhadap hadith Nabi SAW Mencari Hadits Dan Sanadnya Dengan Bantuan Islamweb Net Perawi yang dikenal sebagai pendusta meriwayatkan suatu hadits seorang diri, dan tidak ada perawi lain yang Tsiqah yang PDF Hadits-Maudhu anggie anggraeni - Sesungguhnya bagi setiap orang tergantung pada yang ia niatkan yang mengatakan Muhammad bin ibrahim telah memberitahu bahwa ia mendengar Alqamah bin Waqas al-Laytsi berkata Aku mendengar Umar bin al-Khathab berkata Saya dengar rasul SAW bersabda Sesungguhnya amal itu dengan niyat Hadits Mutawattir adalah Hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah orang dalam setiap sanadnya dan mustahil para perawinya berdusta Contoh Hadits Maudhu - Gambar Islami Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad Dan Matan Nya Sesungguhnya bagi setiap orang tergantung pada yang ia niatkan Hadis Marfu’AlMarfu’ menurut bahasa merupakan isim maf’ul dari kata rafa’a mengangkat, dan ia sendiri berarti “yang diangkat” Pengertian Hadits Maudhu Palsu Dan Contohnya, Sejarah, Hukum Hadits Mutawattir adalah Hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah orang dalam setiap sanadnya dan mustahil para perawinya berdusta 1 Kenyataan sejarah atau qarinah yang menunjukkan bahwa perawi tidak bertemu dengan orang yang diakuinya sebagai gurunya, seperti Ma’mun ibn Ahmad al-Harawi yang mengaku mendengar Hadis dari Hisyam ibn Hammar Ciri-ciri kepalsuan sesuatu Hadis dapat dilihat pada sanadnya dan juga pada matan-nya Persamaan dan Perbedaan Hadits Muallaq, Munqathi' dan Mu’dhal - Pelangi Blog Detail Contoh Hadits Maudhu Beserta Sanad Matan Dan Perawinya Gambar Islami Hadits Maudhu Diiana moniika Dalam hal keotentikannya, Hadits Mutawatir sama dengan Al-Qur’an, karena keduanya merupakan sesuatu yang pasti adanya Kemudian orang itu melamar seorang gadis Mencari Hadits Dan Sanadnya Dengan Bantuan Islamweb Net Makalah Hadits Maudhu PDF eBook - Silsilah Hadits Dhaif Dan Maudhu Jilid II - PDF Document Menurut istilah hadits shahih adalah hadits yang bersambung Oleh sebab itu para Ulama sepakat bahwa hadits mutawattir wajib diamalkan yang mengatakan Muhammad bin ibrahim telah memberitahu bahwa ia mendengar Alqamah bin Waqas al-Laytsi berkata Aku mendengar Umar bin al-Khathab berkata Saya dengar rasul SAW bersabda Sesungguhnya amal itu dengan niyat PDF Hadith Dhaif Tinta Emas - Hadits Mutawattir adalah Hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah orang dalam setiap sanadnya dan mustahil para perawinya berdusta Oleh sebab itu para Ulama sepakat bahwa hadits mutawattir wajib diamalkan Menurut istilah hadits shahih adalah hadits yang bersambung Hadis Maudhu Palsu dan Larangan Mengamalkannya Konsultasi Agama dan Tanya Jawab Pendidikan Islam Hadits Maudhu' - JEJAK PENDIDIKAN Pengertian Hadits Maudhu Lengkap dengan Contohnya untuk Dipahami Haditsmaudhu' boleh disebutkan jika memang ingin dijelaskan status haditsnya yang maudhu'.". Adapun mengenai hadits dho'if, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin mengatakan, "Sedangkan hadits dho'if diperselisihkan oleh para ulama -rahimahumullah-. Ada yang membolehkan untuk disebarluaskan dan dinukil, namun mereka memberikan tiga Mungkin kita sering mendengar istilah hadits maudhu. Namun, masih banyak yang tidak tahu apa itu hadits maudhu, bagaimana ciri-cirinya, dan bagaimana cara mengidentifikasinya. Kita akan membahas tanya jawab tentang hadits maudhu dalam artikel itu Hadits Maudhu?Hadits maudhu adalah hadits palsu yang sengaja dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Hadits ini tidak memiliki dasar atau sumber dari Nabi Muhammad SAW atau para sahabatnya. Biasanya, hadits ini dibuat untuk tujuan tertentu, misalnya untuk mendukung suatu pendapat atau untuk mengajak orang melakukan maudhu sangat berbahaya karena dapat menyesatkan umat Islam. Oleh karena itu, para ulama sangat memperhatikan keabsahan hadits dan mengidentifikasi hadits Ciri-ciri Hadits Maudhu?Berikut adalah beberapa ciri-ciri hadits maudhuHadits tersebut tidak memiliki sanad atau rantai periwayatan yang tersebut bertentangan dengan ajaran Islam yang sudah tersebut mengandung kesalahan atau ketidak tersebut tidak memiliki kesesuaian dengan konteks sejarah dan budaya saat sebuah hadits memiliki ciri-ciri tersebut, maka kemungkinan besar hadits tersebut adalah Cara Mengidentifikasi Hadits Maudhu?Berikut adalah beberapa cara untuk mengidentifikasi hadits maudhuMemeriksa Sanad HaditsSanad hadits adalah rantai periwayatan yang menghubungkan antara perawi dengan Nabi Muhammad SAW. Jika sanad hadits tidak jelas, atau terdapat perawi yang tidak dikenal atau tidak terpercaya, maka kemungkinan besar hadits tersebut Matan HaditsMatan hadits adalah isi atau teks hadits. Jika isi hadits bertentangan dengan ajaran Islam yang sudah mapan, atau mengandung kesalahan atau ketidak logisan, maka hadits tersebut kemungkinan besar Konteks Sejarah dan BudayaSeorang ahli hadits juga harus memeriksa konteks sejarah dan budaya saat hadits tersebut disampaikan. Jika hadits tidak sesuai dengan konteks, maka hadits tersebut kemungkinan besar Hadits Maudhu dapat Digunakan?Hadits maudhu tidak boleh digunakan sebagai dasar dalam menentukan hukum Islam atau ajaran Islam. Hal ini karena hadits maudhu tidak memiliki dasar yang jelas dan sahih dari Nabi Muhammad SAW atau para umat Islam, kita harus berhati-hati dalam mengambil hukum atau ajaran Islam dari hadits. Kita harus memastikan bahwa hadits tersebut sahih dan memiliki dasar yang jelas dari Nabi Muhammad SAW atau para Cara Menghindari Hadits Maudhu?Berikut adalah beberapa cara untuk menghindari hadits maudhuMemeriksa Sumber HaditsSumber hadits adalah penting untuk diperiksa. Kita harus memastikan bahwa hadits berasal dari sumber yang terpercaya dan memiliki sanad yang Ilmu HaditsBelajar ilmu hadits adalah penting untuk menghindari hadits maudhu. Dengan mempelajari ilmu hadits, kita dapat memahami kriteria dan kaidah-kaidah Kepada UlamaBertanya pada ulama juga merupakan cara yang baik untuk menghindari hadits maudhu. Para ulama memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hadits dan dapat membantu kita memahami dan membedakan hadits yang sahih dan hadits yang Hadits MaudhuBerikut adalah contoh hadits maudhuNoHaditsKeterangan1“Janganlah kalian makan daging sapi, karena daging sapi itu adalah jasad iblis.”Hadits ini dibuat untuk menyesatkan umat Islam dari mengonsumsi daging siapa yang menolak undangan, maka ia telah mendustakan Allah.”Hadits ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menyebutkan bahwa menolak undangan tidak membuat seseorang mendustakan siapa yang membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 100 kali dalam sehari, maka ia akan masuk surga.”Hadits ini mengandung kesalahan dan ketidak logisan, karena masuk surga tidak semudah maudhu adalah hadits palsu yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Hadits ini sangat berbahaya karena dapat menyesatkan umat Islam. Oleh karena itu, kita harus memeriksa keabsahan hadits dan mengidentifikasi hadits ilmu hadits dan bertanya pada ulama adalah cara yang baik untuk menghindari hadits maudhu. Sebagai umat Islam, kita harus memastikan bahwa hadits yang kita ambil memiliki dasar yang jelas dan sahih dari Nabi Muhammad SAW atau para video of Tanya Jawab tentang Hadits Maudhu
Haditsini diriwayatkan oleh Thabrani (w. 360 H) dalam kitab Al-Mu'jam Al-Shaghir (2: 149, hadits no. 940). Hadits ini merupakan hadits gharib. Dalam sanadnya terdapat Al-Hakam yang tidak ada orang yang meriwayatkan darinya kecuali Ismail bin Muslim, dan tidak ada yang meriwayatkan dari Ismail bin Muslim kecuali Hammam.
Penjelasan Tentang Apa Itu Hadits Musnad dan Muttashil? Matan Baiquniyyah Matan al-Baiquniyyah وَالْمُسْنَدُ المُتَّصِلُ الإِسْنَادِ مِنْ ... رَاوِيهِ حَتَّى المُصْطَفَى وَلَمْ يَبِنْ Dan musnad adalah yang sanadnya bersambung...para perawinya sampai kepada al-Musthofa Nabi dan tidak terputus وَمَا بِسَمْعِ كُلِّ رَاوٍ يَتَّصِلْ ... إسْنَادُهُ لِلْمُصْطَفَى فَالْمُتَّصِلْ Dan setiap hadits yang setiap perawi mendengarkan dari perawi sebelumnya secara bersambung...sanadnya kepada al-Musthofa Nabi, maka itu disebut muttashil Mandzhumah al-Baiquniyyah Penjelasan Musnad yang dimaksud dalam definisi al-Imam al-Baiquniy ini adalah riwayat marfu’ yang bersambung sanadnya. Bersambungnya sanad disebut dengan istilah muttashil. Muttashil adalah riwayat bersambung, sedangkan musnad adalah bersanad sampai Nabi. Muttashil berlaku pada hadits marfu’ maupun yang tidak marfu’. Syarat hadits disebut muttashil adalah jika semua perawi benar-benar mendengar dari perawi di atasnya secara langsung. Musnad adalah marfu’ yang muttashil. Setiap musnad adalah muttashil, namun tidak setiap muttashil adalah musnad. Musnad tidak selalu shahih, karena ia hanya memenuhi syarat hadits shahih dalam hal bersambung sanadnya. Bisa jadi meski sanadnya bersambung, perawinya lemah atau majhul tidak dikenal, atau merupakan riwayat yang syadz, atau mengandung illat qodihah. Akibatnya, meski bersambung sanadnya, riwayat itu tidak Ulama menyusun beberapa kitab musnad dengan pengelompokan berdasarkan kriteria tertentu Pertama Kitab musnad yang dikelompokkan berdasarkan nama Sahabat Nabi. Beberapa kitab yang disusun demikian adalah Musnad Ahmad, musnad Abi Hanifah, musnad Abi Ya’la, musnad Abi Bakr al-Marwaziy, musnad al-Humaidiy, musnad atThoyaalisiy, Musnad Aisyah Ibnu Abi Dawud, musnad Abd bin Humaid, musnad Umar bin al-Khoththob Ibnu an-Najjaad. Kedua Kitab musnad yang dikelompokkan berdasarkan pengelompokan bab fiqh maupun akidah. Kitab-kitab yang seperti ini adalah musnad asy-Syafii, musnad arRobi’ bin Habiib, musnad Abdullah bin al-Mubaarak, musnad al-Harits, musnad asy-Syihaab. Musnad Ahmad Salah satu kitab musnad yang terkenal adalah kitab musnad yang disusun oleh al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Hadits-hadits dalam kitab itu disusun dan dikelompokkan berdasarkan nama Sahabat Nabi yang meriwayatkan. Ada sekitar 700-an Sahabat Nabi yang meriwayatkan hadits dalam musnad tersebut. Total jumlah hadits dalam musnad Ahmad adalah sekitar 40 ribu hadits dengan pengulangan. Sedangkan jika tanpa pengulangan, jumlahnya sekitar 30 ribu hadits. Sebagian Ulama berpendapat bahwa musnad Ahmad hanya berisi hadits shahih, hasan, dan dhaif yang mendekati hasan. Tidak ada yang maudhu’. Ulama yang berpendapat demikian, di antaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, adz-Dzahabiy, al-Hafidz Ibnu Hajar, dan as-Suyuthiy. Sebagian Ulama berpendapat bahwa dalam musnad Ahmad ada yang maudhu’. Ibnul Jauzi menilai ada 29 hadits maudhu’, ditambah 9 hadits oleh al-Iraqiy. Pendapat yang benar adalah secara asal, hadits dalam Musnad Ahmad tidak ada yang maudhu’. Adapun tambahan dari putra Ahmad Abdullah dan juga Abu Bakr al-Quthoy’iy bisa jadi ada yang maudhu’. Demikian ringkasan penjelasan Syaikhul Islam dalam Minhajus Sunnah. Wallaahu A'lam dikutip dari naskah buku "Mudah Memahami Ilmu Mustholah Hadits Syarh Mandzhumah al-Baiquniyyah, Abu Utsman Kharisman WA al I'tishom
Jawabantentang hadis menuntut ilmu ke negeri Cina. Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan, 'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi
Pendahuluan Hadits merupakan penjelas makna ayat-ayat al-Qur’an, bahkan contoh praktis bagaimana seorang muslim melaksanakan ajaran yang terkandung dalam al-Qur’an. Demikian penting peranan hadits dalam agama Islam, banyak musuh Islam melakukan serangan kepada ajaran Islam dengan membuat dan menyebarkan hadits palsu. Bahkan karena kurangnya ilmu, orang Islam sendiri juga bisa tergoda untuk membuat hadits palsu. A. Pengertian Para ulama memberikan definisi sebagai berikut الحديث الموضوع هو الحديث المُختَلق المصنوع المكذوب على النبي صلى الله عليه وسلم سواء كان عن عمد أو غير عمد Hadits Maudhu’ yaitu hadits yang dibuat sendiri oleh seorang perawi, lalu menisbahkannya kepada Rasulullah Saw. Baik secara sengaja maupun tidak. Istilah mudahnya, hadits maudhu’ itu adalah hadits palsu. Sama maknanya dengan ijazah palsu, polisi palsu, ataupun tangan palsu. B. Macam-macam Hadits Maudhu’ dan Contohnya Berdasarkan definisi di atas, maka hadits maudhu’ itu ada dua macam. Yaitu hadits maudhu’ yang dilakukan secara sengaja oleh seorang perawi dan hadits maudhu’ yang dilakukan secara tidak sengaja. a. Hadits Maudhu’ Yang Sengaja Berikut ini merupakan beberapa contoh hadits maudhu’ حبُّ الوطن من الإيمان Cinta tanah air merupakan bagian dari iman. إنَّ الله تعالى لا يعذبُ حسان الوجوه Sesungguhnya Allah tidak akan mengadzab wajah yang rupawan. لا يدخل النارَ مَن اسمهُ محمد أو أحمد Tidak akan masuk neraka orang yang namanya Muhammad atau Ahmad. b. Hadits Mudhu’ Yang Tidak Sengaja Berikut ini contoh hadits maudhu’ yang tidak sengaja عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ مُحَمَّدٍ الطَّلْحِيِّ، عَنْ ثَابِتِ بْنِ مُوسَى الزَّاهِدِ، عَنْ شَرِيكٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، مَرْفُوعًا “مَنْ كَثُرَتْ صَلَاتُهُ بِاللَّيْلِ حَسُنَ وَجْهُهُ بِالنَّهَارِ. رواه ابن ماجه Dari Ismail bin Muhammad at-Thalhi, dari Tsabit bin Musa az-Zahidi, dari Syarik, dari al-A’masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, yang diriwayatkan secara marfu’ bersambung dari Rasulullah Saw. Barangsiapa banyak shalat malam, maka wajahnya akan berseri-seri di siang hari.” HR. Ibnu Majah Imam Hakim memberikan keterangan tentang hadits di atas دَخَلَ ثَابِتٌ عَلَى شَرِيكٍ وَهُوَ يُمْلِي، وَيَقُولُ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم، وَسَكَتَ؛ لِيَكْتُبَ الْمُسْتَمْلِي، فَلَمَّا نَظَرَ إِلَى ثَابِتٍ، قَالَ مَنْ كَثُرَتْ صَلَاتُهُ بِاللَّيْلِ حَسُنَ وَجْهُهُ بِالنَّهَارِ، وَقَصَدَ بِذَلِكَ ثَابِتًا؛ لِزُهْدِهِ وَوَرَعِهِ، فَظَنَّ ثَابِتٌ أَنَّهُ مَتْنُ ذَلِكَ الْإِسْنَادِ؛ فَكَانَ يُحَدِّثُ بِهِ Waktu itu Tsabit datang ketika Syarik sedang mendiktekan hadits. Syarik berkata Dari al-A’masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir dia berkata Bersabda Rasululluah Saw. Lalu Syarik berhenti sejenak. Memberikan kesempatan kepada murid-muridnya untuk menulis. Kemudian Syarik melihat Tsabit yang baru datang. Lalu Syarik berkata Barangsiapa banyak shalat malam, maka wajahnya akan berseri-seri di siang hari. Maksudnya Syarik sedang memuji Tsabit yang dia seorang murid yang zuhud dan wirai. Sementara Tsabit salah sangka. Dia mengira bahwa pujian Syarik itu merupakan matan bagi sanad tersebut. Sehingga Tsabit pun meriwayatkannya sebagai sebuah hadits. Nah, itulah salah satu contoh hadits maudhu’ yang secara tidak sengaja telah dibuat oleh seorang perawi. C. Hukum Menyampaikan Hadits Maudhu’ Bila kita sudah mengetahui bahwa suatu hadits merupakan hadits palsu, maka haram hukumnya menyampaikan hadits itu kepada orang lain. Kecuali untuk menerangkan kepalsuannya. Rasulullah Saw. bersabda مَنْ حَدَّثَ عَنِّى بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ “Barangsiapa menyampaikan berita tentang diriku, dan dia sudah mengetahui bahwa berita itu dusta, maka dia termasuk seorang pendusta.” HR. Imam Muslim. D. Cara Mendeteksi Hadits Maudhu’ Sebuah ditengarai sebagai hadits palsu atau hadits maudhu’, apabila menunjukkan indikasi sebagai berikut 1. Pengakuan perawi Sebagaimana hal ini pernah diakui oleh seorang perawi yang bernama Abu Ishmah Nuh bin Abi Maryam. Dia mengaku telah membuat banyak hadis palsu yang dia nisbahkan pada Abdullah bin Abbas. Juga pengakuan seorang perawi yanga bernama Maisarah bin Abdi Rabbih al-Farisi. Dia mengaku telah membuat banyak hadits tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib sebanyak 70 hadits. 2. Semacam pengakuan dari perawi Misalnya ada seorang perawi yang meriwayatkan dari syeikhnya sebuah hadits yang tidak diriwayatkan dari jalur yang lain. Kemudian dia ditanya mengenai tanggal lahirnya. Setelah dicek tanggal wafat syeikhnya, diketahui bahwa dia tidak mungkin pernah bertemu dengan syeikhnya. Atau setidaknya usianya terlampau muda untuk meriwayatkan hadits dari syeikhnya. 3. Adanya indikasi pada diri perawi Misalnya seorang Syi’ah Rafidhah yang meriwayatkan sebuah hadits tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib. 4. Adanya indikasi pada berita yang diriwayatkan Yaitu sebuah hadits yang isinya – berseberangan dengan akal sehat. – bertentangan dengan kenyataan yang bisa dilihat atau dirasakan dengan mudah. – berlawanan dengan ayat al-Qur’an yang bermakna tegas sharih – memiliki redaksi kalimat yang buruk. Misalnya – sebuah berita yang disampaikan oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa kapal Nabi Nuh thawaf sebanyak tujuh kali, lalu shalat di dekat maqam bekas telapak kaki Ibrahim dua rakaat. – bahwa seorang anak hasil perzinahan tidak akan masuk surga hingga tujuh turunan. E. Alasan Orang Membuat Hadits Palsu Terdapat beberapa alasan orang tega membuat hadits palsu, di antaranya 1. Membuat kisah dan nasihat yang menarik Untuk menarik perhatian orang awam, adakalanya orang suka membuat kisah-kisah yang tidak masuk akal, sehingga membuat banyak orang takjub. Dengan harapan banyak orang yang mengundangnya untuk berceramah dan memperoleh upah. Maka dia membuat hadits palsu sebagai berikut “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaah illallaah, maka untuk setiap katanya Allah akan menciptakan seekor burung yang paruhnya terbuat dari emas, dan sayapnya terbuat dari permata.” Ketika perawi hadits itu ditanya, dia pun mengaku telah membuatnya sendiri. Dia berkata, bahwa dia ingin membuat orang senang mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallaah. 2. Fanatik golongan Hadits palsu untuk kepentingan golongan ini banyak dibuat oleh Syiah Rafidhah. Imam Malik berpesan, bahwa jangan sampai kita menerima hadits dari mereka. Karena mereka banyak berdusta. Misalnya hadits palsu berikut ini “Aku Rasulullah Saw. adalah timbangan ilmu. Ali adalah kedua piring timbangan. Hasan dan Husain adalah tali-talinya. Fathimah adalah tangan timbangan. Dan para pemimpin dari keluarga kami adala penyangga timbangan. Di mana amal para pecinta dan pembenci kami akan ditimbang.” Adapun kelompok yang paling mustahil membuat hadits palsu adalah Khawarij. Karena mereka menganggap kafir orang yang berbuat dosa. Apalagi membuat hadits palsu. 3. Memusuhi Agama Islam Para musuh Islam tidak mampu membendung arus kemenangan agama Islam. Maka mereka berpura-pura masuk Islam dengan membawa kebencian kepada ajaran-ajaran Islam dengan membuat hadits-hadits palsu. Isinya merendahkan ajaran Islam. Seperti seorang perawi yang bernama Abdul Karim bin Abi Auja’. Dia dibunuh oleh Gubernur Basrah, Muhammad bin Sulaiman al-Abbasi. Sebelum dibunuh dia mengaku, bahwa dia telah membuat hadits palsu tentang hukum Islam. Contoh hadits palsu yang merendahkan ajaran Islam “Allah menciptakan para malaikat dari bulu dada dan kedua tangan-Nya.” 4. Menyenangkan para penguasa dan mengambil keuntungan pribadi Misalnya ada orang yang bernama Ghiyats bin Ibrahim Nakha’i. Dia bertemu dengan al-Mahdi salah satu khalifah dalam Dinasti Abbasiyah sedang bermain-main dengan burung merpati. Maka secara spontan dia membuat hadits palsu untuk menyenangkan al-Mahdi. Dan benar saja, al-Mahdi pun memberikan uang sebanyak dirham kepingan perak. Namun setelah Ghiyats itu pergi, al-Mahdi berkata “Sungguh aku mengetahui bahwa orang itu seorang pendusta atas diri Rasulullah Saw.” Lalu al-Mahdi menyuruh orang untuk menyembelih burung merpati itu. Penutup Demikianlah beberapa penjelasan tentang hadits maudhu’ atau hadits palsu ini. Semoga bermanfaat bagi kita bersama. Allahu a’lam. _____________________ Bacaan utama Kitab Mabahits fi Ulumil Hadits, Syeikh Manna’ al-Qatthan, rahimatullah. Artikel Syarh al-Hadits al-Maudhu’. Syeikh Muhammad Thaha Sya’ban. Artikel al-Ahadits adh-Dha’ifah wa Atsaruha. Syeikh Ibrahim bin Abdullah al-Mazru’i.
Y9JCRiE.
  • cmimq92wth.pages.dev/14
  • cmimq92wth.pages.dev/594
  • cmimq92wth.pages.dev/32
  • cmimq92wth.pages.dev/220
  • cmimq92wth.pages.dev/217
  • cmimq92wth.pages.dev/4
  • cmimq92wth.pages.dev/223
  • cmimq92wth.pages.dev/324
  • tanya jawab tentang hadits maudhu